Selasa, 30 Januari 2018

Simak 4 Dampak Gizi Buruk Bagi Balita yang Wajib Ibu Ketahui

Kecukupan gizi untuk anak-anak akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak, terutama pada usia 0-3 tahun.

Ahli gizi infantel medis dan metabolik Damayanti Rusli Sjarif menjelaskan bahwa nutrisi yang masuk saat bayi sangat penting bagi perkembangan otak. Bila asupan malnutrisi, pembentukan otak tidak akan maksimal.

"Saat bayi berkembang otak, itu terjadi dalam waktu tiga tahun, jika otak sudah terbentuk sangat sulit diperbaiki, maka cara melancarkan haid tidak akan bisa," kata Damayanti dalam diskusi untuk memperingati Hari Nasional Gizi dengan Muslimat Nadhlatul Ulama di Kementerian Kesehatan. Gedung Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (23/1).

Nutrisi bayi untuk pengembangan otak benar-benar diperoleh dari ASI eksklusif. Hanya saja saat usia anak sudah meningkat, maka ASI tidak bisa lagi memenuhi kebutuhannya. Inilah saatnya bagi anak muda untuk mengenalkan diri mereka dengan makanan susu komplementer (MPASI).

Bila nutrisi ini tidak terpenuhi, anak akan menderita berbagai penyakit, termasuk masalah mental dan kecerdasan.

Secara fisik, anak malnutrisi bisa disembuhkan. Namun, perkembangan otak Anda tidak bisa lagi 'diperbaiki'.

"Inilah kuncinya, bahwa dampak malnutrisi pada 1000 hari pertama bersifat permanen, tidak bisa diperbaiki," kata Damayanti.

Inilah dampak dari malnutrisi parah yang dialami saat bayi:

1. kurus, rendah, gemuk
Malnutrisi bisa menyebabkan tubuh menjadi kurus dan pendek. Sedangkan kelebihan nutrisi menghasilkan lemak tubuh atau obesitas.

Menurut Damayanti, kondisi anak-anak Indonesia berdasarkan Basic Health Research 2013 sampai 19 persen anak-anak memiliki tubuh rendah, 13 persen lebih sedikit berat badan, 6 persen lebih sedikit gizi dan 11 persen obesitas.

2. Kematian
Kondisi malnutrisi ini dapat meningkatkan angka kematian pada anak. Damayanti menjelaskan bahwa anak-anak yang memiliki tubuh pendek memiliki risiko kematian empat kali lebih besar dari anak normal.

3. Intelijen berkurang
Anak yang mengalami kekurangan gizi saat rata-rata bayi memiliki kecerdasan rendah atau IQ. Sampai 65 persen anak-anak memiliki IQ di bawah 90.

Menurut Damayanti, hal ini terjadi karena pembentukan jaringan otak yang tidak sempurna.

"Jaringan otak sedikit kurang bergizi, jika jaringannya kecil dan sempit, otomatis dipikirkan lebih jauh," katanya.

Damayanti menyebutkan bahwa bahkan 10 persen anak-anak yang menderita kekurangan gizi menderita kesehatan mental dan menghadiri sekolah yang luar biasa.

Kecerdasan ini, menurut Damayanti, tidak bisa disembuhkan atau diperbaiki di masa depan.

"Jadi gizi saat bayi sangat penting," kata Damayanti.

Sulit bekerja
Malnutrisi menyebabkan anak-anak mengalami hambatan untuk bekerja, penurunan fungsi kognitif dan kekebalan tubuh dan kesulitan dalam membakar lemak.

Saat matang, ini akan memicu munculnya beberapa fase dan siklus menstruasi penyakit seperti obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan osteoporosis.

4. Perekonomian rendah
Bila anak sulit bekerja di masa depan mereka akan mendapatkan penghasilan rendah.

"Kapasitas tenaga kerja yang terbatas dan ekonomi juga kurang menguntungkan karena kinerjanya lebih rendah," kata Damayanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar